Satu hati dua insan
Kini menjadi satu dalam impian
Biarkan semua punya gagasan
Yang penting saling perduli
Berjalan satu demi satu
Berombak fajar kian lampau
Bila hati kau sedang pilu
Silahkan kecup keningku
Tiap pesan datang dengan perahu portugis
Yang harusnya dinaiki tamu-tamu yang amat bengis
Setiap insan memiliki bahu tuk menangis
Dan kau bisa memiliki bahuku tempatmu menangis
Bahkan tatkala semua yang ada sirna
Kau tetap dapat memiliki bahuku
Negara protugis bukan negara republik
Berjiwa besar dan penuh raga
Jiwaku menangis begitu aku berbalik
Ke arah kota yang penuh jaga
Bulan madu malam yang kelam
Kurahai dan kugapainya
Rasa rindu ini kian mencengkam
Ingin sekali ku peluk dirimu
Perang raja penuh kuda
Taat penuh atur baginda
Sang pujaan jauh disana
Saat ku butuh dia tak ada
Mahirnya sang pedati tua
Tangan berperang di pantai raya
Akhirnya hatiku mendua
Dengan seorang di dunia maya
Loyang satu terbelah rata
Bukan sampah kita merasa
Yang ku mau hanyalah sebuah cinta
Bukan berlimpah harta benda
Disini aku menghirup udara
Masih tenang dan tak bercahaya
Kini ku hidup serba ada
Kasih sayangmu yang tak ku punya
Kasih dengarlah hatiku berbicara
Inginku bercanda tawa
Ku cinta kau tiada tara
Dengan kau untuk selamanya
Hidupku hanya untukmu
Kaulah belahan hati dan jiwaku
Artikel Terkait
0 komentar:
Posting Komentar