Jumat, 05 Oktober 2012

Pantun Penenang Hati


‎Tanam selasih di ujung tanjung,
dapat sedikit dibawa pulang.
Terima kasih telah disanjung,
hamba pipit disangka elang.

Sagu lontar jangan dikulum,
kalau dikulum hambar terasa.
Pintar bukan ahlipun belum,
hanyalah ingin berbagi rasa.

Orang enim pergi merantau,
kembali pulang membawa dadih.
hamba ingin saling bergurau,
agar tuan jangan bersedih.

(dadih=susu kerbau yg dibekukan,minang)

Kalaulah tuan menatap bulan,
janganlah lupa air dimeja.
Kalaulah pulang mampirlah tuan,
pindang dan pais habiskan saja.

serumpun bambu rubuh tertimpa,
diterjang patah si pohon jati.
Pantunku ini datang menyapa,
semoga selalu berkenan dihati.

Badai membongkar pohon durian,
robohlah pula batang kuini.
Berharap datang sapaan tuan,
agar berarti pantunku ini.

Pergi ke laut ombaknya reda,
semakin malam badaipun datang.
jadikan obat jadi pereda,
penatnya kerja sampai ke petang.

Sangkar budbud ada ditaman,
Dibuat tegar dari teriti.
Itulah hidup bagai mainan,
penat dan segar silih berganti.

Nasi kemarin masih bersisa,
dibuang sayang muncul tempayak.
Kalaulah siang penat terasa,
malampun tidur begitu nyenyak.

Musim durian jadi berita,
karena orang tertimpa duri.
Terasa kurang kopi dan berita,
karena nontonnya cuma sendiri.

Kalaulah tidur di hari petang,
kepala sakit bila berdiri.
Kapan jodoh nanda kan datang,
agar tak lagi tidur sendiri

Pendeta datang ke pertapaan,
tuk bersunyi agar tak galau.
Terima kasih atas sapaan,
moga mulia si anak rantau.




Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Ghoke | Bloggerized by Aie Dear